...
Media SosialReview & Tutorial

YouTube Perketat Monetisasi, Konten “Tidak Autentik” Terancam Tak Dapat Uang

×

YouTube Perketat Monetisasi, Konten “Tidak Autentik” Terancam Tak Dapat Uang

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Kebijakan baru Youtube soal video berulang dan AI.
Ilustrasi - Kebijakan baru Youtube soal video berulang dan AI.

INDONESIAUPDATES.COM, TEKNOLOGI – YouTube resmi memperbarui kebijakan monetisasi bagi para kreatornya, menargetkan konten-konten “tidak autentik” yang belakangan marak beredar, terutama yang dihasilkan secara massal dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Dalam pembaruan terbaru terhadap kebijakan YouTube Partner Program (YPP), platform milik Google itu memperjelas jenis konten seperti apa yang layak menghasilkan uang, dan mana yang tidak. YouTube menegaskan bahwa hanya konten orisinil dan bernilai tambah yang akan tetap bisa dimonetisasi.

“Kreator diwajibkan untuk mengunggah konten asli,” tulis YouTube dalam laman Bantuan resminya. Pembaruan ini disebut sebagai upaya untuk membantu kreator lebih memahami kategori konten yang dinilai tidak autentik, seiring meningkatnya konten yang dibuat oleh AI.

Tidak Berlaku untuk Video Reaksi?

Perubahan ini memicu kekhawatiran di kalangan kreator, terutama mereka yang mengandalkan format seperti video reaksi, kompilasi klip, atau konten hasil pengeditan ulang. Namun, kekhawatiran itu buru-buru ditepis oleh Rene Ritchie, Kepala Editorial & Penghubung Kreator YouTube.

Dalam sebuah unggahan di platform media sosial, Ritchie menegaskan bahwa kebijakan ini bukanlah hal baru, melainkan hanya “pembaruan kecil” untuk memperjelas aturan yang sudah lama berlaku.

“Ini bukan larangan terhadap video reaksi atau klip, selama ada nilai tambah dari kreator, seperti komentar atau interpretasi pribadi,” jelas Ritchie.

Target: Konten Massal dan Berulang

YouTube menyasar konten yang dibuat secara massal dan berulang, terutama yang minim kreativitas dan orisinalitas. Jenis konten ini, menurut YouTube, sudah lama tidak memenuhi syarat monetisasi karena sering dianggap spam oleh penonton.

Masalah ini semakin mengemuka seiring maraknya konten berbasis AI generatif, yang seringkali tidak melalui proses kurasi atau penyuntingan manusia. Hasilnya adalah gelombang video berkualitas rendah yang membanjiri platform.

Kebijakan Tambahan: Larangan Live Streaming untuk Anak di Bawah 16 Tahun

Tak hanya soal monetisasi, YouTube juga meluncurkan aturan baru lainnya: melarang kreator di bawah usia 16 tahun untuk melakukan siaran langsung (live streaming). Kebijakan ini disebut sebagai bagian dari upaya perlindungan terhadap pengguna muda.

Apa Artinya untuk Kreator?

Dengan aturan yang diperjelas ini, YouTube ingin memastikan bahwa nilai kreativitas manusia tetap jadi inti dari ekosistemnya. Kreator diimbau untuk tidak hanya mengandalkan AI atau mengunggah ulang konten tanpa modifikasi berarti.

Konten yang dikurasi dengan sentuhan personal, analisis mendalam, atau komentar unik masih memiliki peluang besar untuk dimonetisasi.