Pilihan Editor

Kurang Tidur dan Tidur Berlebihan Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan

×

Kurang Tidur dan Tidur Berlebihan Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan

Sebarkan artikel ini
Image Credit Pexels - Ilustrasi.
Image Credit Pexels - Ilustrasi.

INDONESIAUPDATES.COM, KESEHATAN – Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa baik kurang tidur maupun tidur berlebihan secara teratur dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, khususnya dalam fungsi otak dan kondisi emosional.

Dalam studi yang dipimpin oleh Profesor Jianfeng Feng dari Universitas Warwick, para peneliti meneliti bagaimana kebiasaan tidur yang terlalu pendek dan terlalu panjang memengaruhi otak manusia. Studi ini melibatkan hampir setengah juta orang dewasa berusia 38 hingga 73 tahun dari basis data UK Biobank.

Dampak Kurang Tidur

Menurut hasil penelitian yang dikutip dari Medical Daily, kurang tidur secara konsisten dikaitkan dengan depresi dan penyusutan otak di wilayah yang berhubungan dengan emosi. Selain itu, tidur dengan durasi pendek secara teratur juga dikaitkan dengan suasana hati yang buruk, kelelahan, serta kesehatan otot dan rangka yang lebih buruk.

Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa individu dengan kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam mengalami pengurangan materi otak di area yang terkait dengan emosi, sehingga meningkatkan risiko kondisi seperti depresi, penyakit jantung, dan obesitas.

Dampak Tidur Berlebihan

Sebaliknya, tidur lebih lama dari tujuh jam secara reguler dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif, peradangan lebih tinggi, serta kesehatan metabolisme yang lebih buruk. Bahkan, kondisi ini juga menurunkan kadar kolesterol “baik” dalam tubuh.

Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih lama mengalami kehilangan materi otak di area yang terkait dengan memori serta area risiko yang diketahui untuk penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan skizofrenia. Namun, para peneliti mencatat bahwa tidur yang terlalu lama lebih cenderung menjadi gejala daripada penyebab kondisi ini.

Paradigma Baru dalam Pemahaman Tidur

Profesor Feng menyatakan bahwa penelitian ini mengubah cara pandang terhadap hubungan antara tidur dan kesehatan. “Waktu tidur yang pendek sering kali menjadi penyebab utama masalah kesehatan, sedangkan tidur panjang cenderung mencerminkan kondisi yang sudah ada sebelumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya intervensi yang dipersonalisasi untuk mengatasi jalur biologis unik dari individu yang memiliki kebiasaan tidur pendek maupun panjang.

Para peneliti juga mencatat bahwa tidur panjang dan tidur pendek adalah dua proses yang berbeda secara biologis, dengan asosiasi genetik yang berbeda pula. Dengan demikian, tujuan utama dari penelitian ini adalah membangun profil kesehatan tidur yang komprehensif bagi individu di berbagai tahap kehidupan.

Penelitian ini memperkuat pentingnya menjaga pola tidur yang seimbang guna mengoptimalkan kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan.


Pertanyaan Umum FAQ (Frequently Asked Questions)


1. Apa dampak dari kurang tidur?
Kurang tidur dikaitkan dengan depresi, suasana hati yang buruk, kelelahan, serta kesehatan otot dan rangka yang lebih buruk. Selain itu, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas.

2. Apakah tidur berlebihan juga berbahaya?
Ya, tidur berlebihan dikaitkan dengan penurunan kognitif, peningkatan peradangan, serta kesehatan metabolisme yang lebih buruk, yang dapat meningkatkan risiko Alzheimer dan skizofrenia.

3. Berapa durasi tidur yang ideal?
Sebagian besar penelitian menyarankan tidur antara tujuh hingga delapan jam per malam sebagai durasi ideal untuk menjaga kesehatan tubuh dan fungsi kognitif.

4. Bagaimana cara menghindari dampak negatif dari tidur yang tidak teratur?
Menjaga rutinitas tidur yang konsisten, menghindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, serta menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dapat membantu menjaga pola tidur yang sehat.

5. Apakah tidur panjang merupakan penyebab penyakit degeneratif?
Para peneliti mencatat bahwa tidur panjang lebih cenderung menjadi gejala daripada penyebab kondisi seperti Alzheimer dan skizofrenia.

6. Apakah faktor genetik mempengaruhi kebiasaan tidur?
Ya, penelitian menunjukkan bahwa tidur pendek dan tidur panjang merupakan proses biologis yang berbeda dengan asosiasi genetik masing-masing.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL