Pilihan Editor

Alkohol: Mitos atau Fakta sebagai Sumber Kekuatan?

×

Alkohol: Mitos atau Fakta sebagai Sumber Kekuatan?

Sebarkan artikel ini
Image Credit Koldunova_anna - Ilustrasi.
Image Credit Koldunova_anna - Ilustrasi.

INDONESIAUPDATES.COM, KESEHATAN – Alkohol sering dikaitkan dengan berbagai manfaat, mulai dari penghilang stres hingga sumber energi sementara. Namun, apakah benar alkohol memiliki nilai gizi yang dapat mendukung tubuh ataukah hanya ilusi sementara yang disuguhkan oleh kebiasaan masyarakat?

Dalam dunia medis, alkohol sudah lama mendapat perhatian serius. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa alkohol, meskipun dikonsumsi oleh banyak orang, tidak memiliki nilai gizi yang dapat membangun tubuh atau memberikan kekuatan yang langgeng. Bahkan, para ahli kesehatan telah sepakat bahwa alkohol bukanlah sumber makanan yang sehat.

Alkohol Bukan Makanan

Dr. Henry Monroe, seorang pakar gizi, menjelaskan bahwa setiap jenis makanan yang dikonsumsi manusia biasanya terdiri dari unsur-unsur penting seperti gula, pati, minyak, dan bahan glutinous (kental) dalam berbagai proporsi. Unsur-unsur ini memiliki peran vital untuk mendukung tubuh, dengan bahan glutinous seperti fibrin, albumen, dan kazein digunakan untuk membangun jaringan tubuh, sementara gula dan pati memberi energi dengan menghasilkan panas.

Namun, jika alkohol dianggap sebagai makanan, seharusnya ia mengandung salah satu dari unsur-unsur tersebut. Sayangnya, alkohol tidak mengandung unsur nitrogen yang ditemukan dalam daging, telur, atau sayuran, yang berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Begitu juga dengan unsur karbon yang terdapat dalam lemak, pati, dan gula, yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan panas.

“Alkohol tidak dapat dianggap sebagai makanan karena tidak mengandung unsur-unsur penting yang dibutuhkan tubuh untuk membangun atau memperbaiki jaringan,” kata Dr. Monroe.

Alkohol Tidak Menghasilkan Panas

Salah satu klaim yang sering dikaitkan dengan alkohol adalah kemampuannya dalam memberikan rasa hangat atau panas setelah dikonsumsi. Banyak orang percaya bahwa alkohol dapat meningkatkan suhu tubuh, terutama saat dalam kondisi dingin. Namun, fakta ilmiah justru menunjukkan hal sebaliknya.

Menurut Dr. H.R. Wood Jr., seorang ahli fisiologi, eksperimen panjang yang dilakukan oleh ilmuwan menunjukkan bahwa alkohol tidak mengalami oksidasi atau pembakaran dalam tubuh yang menghasilkan panas, seperti halnya lemak, gula, atau pati. “Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa alkohol memberikan panas pada tubuh,” ujar Dr. Wood.

Sebaliknya, alkohol justru dapat mengurangi suhu tubuh. Dr. Liebermeister, seorang ilmuwan terkemuka, mengatakan bahwa dalam eksperimen yang dilakukan di daerah kutub, alkohol terbukti mengurangi kemampuan tubuh untuk bertahan di suhu ekstrem. “Alkohol justru dapat mengurangi daya tahan tubuh terhadap dingin,” jelasnya.

Alkohol Tidak Memberikan Kekuatan

Meskipun alkohol sering dikaitkan dengan peningkatan kekuatan atau stamina, terutama dalam situasi sosial atau olahraga, ternyata alkohol tidak dapat memberikan kekuatan yang sesungguhnya bagi tubuh.

Dr. G. Budd, seorang ahli fisiologi, menjelaskan bahwa setiap kekuatan yang dihasilkan tubuh, baik itu kekuatan fisik, kekuatan mental, atau kekuatan pencernaan, semuanya berasal dari nutrisi yang dibutuhkan organ tubuh. Namun, alkohol tidak dapat menjadi bagian dari nutrisi tersebut, karena tidak memiliki kemampuan untuk membangun jaringan atau memperbaiki kerusakan tubuh.

Menurut Dr. F.R. Lees, alkohol tidak dapat dianggap sebagai penguat tubuh karena alkohol tidak memberi kontribusi dalam membangun tubuh atau memberikan energi yang diperlukan untuk aktivitas fisik. Bahkan, penggunaan alkohol dapat menurunkan ketajaman mental dan fisik.

Alkohol Sebagai “Makanan Sekunder” yang Tidak Terbukti

Para pendukung penggunaan alkohol sering berargumen bahwa alkohol bisa menjadi “makanan sekunder” yang memperlambat proses perubahan jaringan dalam tubuh. Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Dr. Hunt, seorang pakar medis, menjelaskan bahwa menganggap alkohol sebagai makanan yang dapat memperlambat proses metabolisme tubuh adalah klaim yang tidak berdasar.

“Alkohol tidak bisa dianggap sebagai agen yang memperlambat metabolisme tubuh, apalagi sebagai penyokong kesehatan. Tidak ada bukti yang mendukung klaim ini,” jelas Dr. Hunt.

Kesimpulan: Alkohol Bukan Sumber Gizi

Alkohol, meskipun sering dianggap sebagai sumber energi sementara atau penghilang stres, tidak memiliki nilai gizi yang bisa mendukung tubuh dalam jangka panjang. Tidak mengandung unsur penting untuk membangun jaringan tubuh atau menghasilkan energi yang diperlukan untuk beraktivitas, alkohol justru dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan.

Penting untuk menyadari bahwa meskipun alkohol bisa memberikan sensasi “kekuatan” sementara, dampak jangka panjangnya terhadap tubuh justru merugikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan dengan bijak konsumsi alkohol dan menyadari bahwa ia bukanlah makanan yang mendukung kesehatan tubuh secara optimal.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL