INDONESIAUPDATES.COM, PENDIDIKAN – Pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan. Guru besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, menyuarakan keprihatinannya atas kerapnya pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan nasional. Selama 20 tahun terakhir, tercatat Indonesia sudah enam kali mengganti kurikulum—nyaris setiap periode kepemimpinan menteri berganti arah.
Saya belum selesai dengan kurikulum ini, sekarang sudah diganti dengan yang baru,” kata Rhenald dalam video di akun Instagram resminya, @rhenald.kasali, Rabu (30/4/2025). Ia menyampaikan bahwa pertanyaan tersebut kini sering dilontarkan para guru dalam forum diskusi mingguan “Ngobras” (Ngobrol Bareng Santai) yang ia gelar di Rumah Perubahan.
Daftar 6 Kurikulum Pendidikan Indonesia dalam 20 Tahun Terakhir
- Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) – 2004 Fokus pada penguasaan kompetensi bukan materi. Diharapkan bisa membentuk siswa yang mandiri dan problem solver. Namun, banyak guru kesulitan memahami konsep KBK.
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) – 2006 Memberi otonomi lebih ke sekolah untuk menyusun silabus. Tapi guru tetap kesulitan menyusun perangkat ajar secara mandiri.
- Kurikulum 2013 (K-13) – 2013 Memperkuat pendidikan karakter dan pendekatan saintifik. Implementasi dinilai terburu-buru dan kurang pemerataan.
- Kurikulum Darurat – 2020 Diluncurkan saat pandemi COVID-19, kurikulum ini menyederhanakan kompetensi dasar agar bisa disesuaikan dengan pembelajaran jarak jauh.
- Kurikulum Merdeka – 2022 Memberi keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai kebutuhan murid. Fokus pada penguatan karakter dan profil pelajar Pancasila.
- Kurikulum Nasional – 2024 Merupakan hasil adopsi penuh Kurikulum Merdeka. Kini wajib diterapkan di seluruh jenjang pendidikan melalui Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024.
Pendidikan Seumur Kabinet?
Menurut Rhenald, pendidikan seharusnya tidak dijalankan hanya seumur kabinet. “Negeri ini harus punya strategi jangka panjang. Bukan saling menghentikan dan saling mengganti. Itu bukan cerminan pendidik sejati,” tegasnya.
Ia menyayangkan bahwa ketidakpastian arah pendidikan membuat guru kesulitan memberikan pembelajaran berkualitas. “Bagaimana mau mengajar berkualitas kalau tidak tahu arah dan kurikulumnya berganti terus?” ujarnya.
Seringnya pergantian kurikulum dalam waktu singkat menunjukkan perlunya evaluasi serius. Pendidikan memerlukan arah dan strategi jangka panjang yang berkesinambungan. Komitmen lintas kementerian dan pemerintah daerah menjadi kunci agar kebijakan tidak hanya bersifat reaktif dan politis.
Pertanyaan Umum (FAQ): Pergantian Kurikulum Pendidikan di Indonesia
1. Mengapa kurikulum di Indonesia sering berganti?
Pergantian kurikulum kerap terjadi karena perubahan kebijakan yang mengikuti pergantian menteri atau kabinet. Hal ini menunjukkan belum adanya strategi pendidikan jangka panjang yang konsisten.
2. Apa dampak negatif dari seringnya perubahan kurikulum?
Dampaknya termasuk kebingungan di kalangan guru, kurangnya kesiapan infrastruktur sekolah, serta ketidakkonsistenan dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan.
3. Berapa kali kurikulum berubah dalam 20 tahun terakhir?
Sejak 2004 hingga 2024, kurikulum Indonesia telah mengalami enam kali perubahan, yaitu: KBK (2004), KTSP (2006), Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (2020), Kurikulum Merdeka (2022), dan Kurikulum Nasional (2024).
4. Apakah Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Nasional sama?
Kurikulum Nasional 2024 merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari Kurikulum Merdeka. Kini, penerapannya diwajibkan di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
5. Apa solusi agar kurikulum tidak terus berganti?
Diperlukan perencanaan pendidikan jangka panjang yang melibatkan pakar, guru, dan pemangku kepentingan lain. Konsistensi kebijakan lintas kabinet juga sangat penting untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM
GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL