INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama sepekan, mulai Senin (31/3/2025), menyusul gempa bumi dahsyat yang mengguncang negara tersebut. Gempa bermagnitudo (M) 7,7 yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) lalu telah merenggut lebih dari 2.000 nyawa, dengan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Hingga kini, upaya pencarian korban masih terus dilakukan meskipun harapan menemukan lebih banyak penyintas semakin menipis. Junta Myanmar dalam pernyataannya menyebutkan bahwa bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang hingga 6 April 2025 sebagai bentuk duka cita atas korban jiwa dan kerusakan yang ditimbulkan.
Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dengan populasi lebih dari 1,7 juta jiwa, menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah. Sejak gempa terjadi, ribuan warga terpaksa mengungsi dan bermalam di jalan-jalan, baik karena rumah mereka hancur maupun ketakutan akan gempa susulan yang terus terjadi. Sebagian besar pengungsi hanya beralas selimut di jalanan, sementara yang lain menggunakan tenda darurat untuk berlindung.
Situasi Darurat dan Krisis Kemanusiaan
Rumah sakit umum di Mandalay dengan kapasitas 1.000 tempat tidur telah dievakuasi. Ratusan pasien kini dirawat di area terbuka, berbaring di brankar dengan perlindungan minim dari sengatan matahari. Para tenaga medis bekerja dalam kondisi darurat, berupaya memberikan perawatan terbaik bagi para korban.
“Kami berusaha semaksimal mungkin di sini. Ini bukan kondisi yang ideal, tapi kami melakukan yang terbaik,” ungkap seorang petugas medis yang enggan disebutkan namanya.
Menurut laporan terbaru, jumlah korban tewas akibat gempa telah mencapai 2.056 jiwa, dengan lebih dari 3.900 orang terluka dan 270 lainnya masih dinyatakan hilang. Beberapa warga negara asing juga menjadi korban, termasuk tiga warga China dan dua warga Prancis.
Dampak Lintas Batas
Guncangan gempa yang sangat kuat bahkan berdampak hingga ke Bangkok, Thailand, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa. Di ibu kota Thailand tersebut, setidaknya 19 orang tewas akibat runtuhnya gedung pencakar langit yang sedang dalam tahap pembangunan.
Upaya penyelamatan masih terus berlangsung meskipun terhambat oleh infrastruktur yang rusak serta komunikasi yang terputus di banyak wilayah. Cuaca panas ekstrem semakin menyulitkan operasi pencarian serta mempercepat pembusukan jenazah, yang dapat menghambat proses identifikasi korban.
Harapan untuk Pemulihan
Meskipun kondisi masih darurat, kehidupan perlahan mulai kembali di Mandalay. Sejumlah restoran dan pedagang kaki lima mulai beroperasi kembali, sementara lalu lintas mulai memenuhi jalanan kota.
Di tengah situasi sulit ini, ratusan umat Muslim tetap menjalankan salat Idulfitri di luar masjid yang hancur akibat gempa. Mereka berkumpul dalam suasana haru, berdoa bagi para korban dan berharap pemulihan segera terjadi.
Dengan jumlah korban yang terus bertambah, dunia internasional kini menyoroti Myanmar untuk melihat apakah bantuan kemanusiaan akan segera masuk guna meringankan beban para korban bencana ini.
Pertanyaan Umum (FAQ): Gempa Myanmar dan Dampaknya
1. Kapan gempa Myanmar terjadi?
Gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025.
2. Berapa jumlah korban akibat gempa ini?
Hingga laporan terakhir, jumlah korban tewas mencapai 2.056 jiwa, dengan lebih dari 3.900 orang mengalami luka-luka dan 270 lainnya masih dinyatakan hilang.
3. Wilayah mana yang paling terdampak oleh gempa?
Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, menjadi salah satu wilayah yang mengalami dampak paling parah. Ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi.
4. Apa langkah yang diambil pemerintah Myanmar setelah gempa?
Pemerintah Myanmar, yang dikuasai junta militer, menetapkan masa berkabung nasional selama sepekan mulai 31 Maret 2025. Bendera nasional dikibarkan setengah tiang sebagai bentuk duka cita.
5. Bagaimana kondisi korban di rumah sakit?
Banyak rumah sakit mengalami kerusakan, termasuk rumah sakit umum di Mandalay yang harus mengevakuasi pasien. Ratusan korban dirawat di area terbuka dengan perlindungan minim.
6. Apakah gempa ini berdampak ke negara lain?
Ya, gempa ini terasa hingga Bangkok, Thailand. Di sana, setidaknya 19 orang tewas akibat runtuhnya gedung pencakar langit yang sedang dalam tahap pembangunan.
7. Apa kendala utama dalam upaya penyelamatan?
Upaya penyelamatan terhambat oleh infrastruktur yang rusak, komunikasi yang terputus di banyak wilayah, serta cuaca panas ekstrem yang mempercepat pembusukan jenazah dan menghambat identifikasi korban.
8. Bagaimana respons masyarakat terhadap bencana ini?
Meskipun dalam situasi sulit, kehidupan perlahan mulai kembali. Beberapa pedagang sudah beroperasi, dan umat Muslim tetap menjalankan salat Idulfitri di tengah reruntuhan masjid, berdoa bagi para korban.
9. Apakah ada bantuan internasional yang masuk ke Myanmar?
Saat ini, dunia internasional tengah menyoroti Myanmar untuk melihat apakah bantuan kemanusiaan akan segera dikirim guna meringankan beban para korban gempa.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM
GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL