INDONESIAUPDATES.COM, HIBURAN – Dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Jakarta Pusat, Makki Parikesit, personel band Ungu sekaligus pengurus Wahana Musik Indonesia (WAMI), memberikan pernyataan mengejutkan mengenai nasib pencipta lagu di Indonesia. Meski memiliki karya-karya populer, banyak pencipta lagu justru hidup dalam keterbatasan finansial. Menurut Makki, ini disebabkan oleh kegagalan sistem dalam pendistribusian royalti.
“Ini kegagalan sistem, khususnya dalam mengakomodasi dan menghitung penggunaan lagu. Sistem yang ada saat ini tidak mampu memberikan keadilan kepada komposer,” ujar Makki dalam pertemuan tersebut.
Makki juga menjelaskan bahwa WAMI sedang berupaya menyempurnakan sistem royalti, dengan memperkenalkan sistem baru bernama ATLAS. ATLAS diharapkan menjadi solusi dalam mendistribusikan royalti secara lebih transparan dan akurat kepada para pencipta lagu.
Namun, masalah ini tidak hanya terletak pada sistem. Menurut Makki, beberapa pencipta lagu sudah kehilangan semangat untuk memperjuangkan hak mereka. “Banyak teman-teman yang sudah apatis, merasa lagu mereka sudah tidak lagi didengar,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Makki dan beberapa musisi lain seperti Bongki (BIP) serta Adi tengah menginisiasi gerakan untuk mendorong para pencipta lagu agar lebih peduli dengan karya-karya mereka. Salah satu langkah yang diusulkan adalah merekam ulang atau meremake lagu-lagu lama agar tetap relevan di industri musik saat ini.
Makki juga menekankan pentingnya para komposer untuk memahami hak-hak mereka serta peluang untuk memonetisasi karya mereka. “Kami ingin mengajak para pencipta lagu, terutama yang karyanya pernah berjaya di masa lalu, untuk kembali menghidupkan karya-karya mereka dan masuk ke dalam algoritma musik digital,” tambahnya.
Dengan adanya sistem ATLAS dan inisiatif baru ini, Makki berharap para pencipta lagu dapat kembali merasakan manfaat finansial yang pantas dari karya-karya mereka, serta mengatasi masalah pendistribusian royalti yang selama ini menjadi penghambat utama.
Pertanyaan Umum (FAQ): Nasib Pencipta Lagu dan Sistem Royalti Menurut Makki Ungu
- Mengapa banyak pencipta lagu terkenal di Indonesia hidup dalam kondisi finansial yang sulit? Menurut Makki Parikesit, personel band Ungu dan pengurus Wahana Musik Indonesia (WAMI), masalah ini disebabkan oleh kegagalan sistem pendistribusian royalti. Sistem yang ada saat ini belum mampu mengakomodasi penggunaan lagu dengan baik, sehingga banyak pencipta lagu tidak mendapatkan royalti yang seharusnya.
- Apa yang dimaksud dengan kegagalan sistem royalti? Kegagalan sistem ini merujuk pada kurangnya kemampuan sistem untuk menghitung dan mendistribusikan royalti dengan tepat berdasarkan penggunaan lagu. Hal ini menyebabkan komposer tidak menerima pembayaran yang layak meskipun karya mereka banyak digunakan.
- Apakah WAMI melakukan sesuatu untuk memperbaiki sistem royalti? Ya, WAMI sedang berupaya menyempurnakan sistem pendistribusian royalti dan memperkenalkan sistem baru bernama ATLAS. ATLAS diharapkan dapat mendistribusikan royalti kepada pencipta lagu secara lebih adil dan akurat.
- Apa itu sistem ATLAS? ATLAS adalah sistem yang diperkenalkan oleh WAMI untuk mendistribusikan royalti kepada pencipta lagu. Sistem ini bertujuan untuk memperbaiki pendistribusian royalti yang selama ini dianggap kurang transparan dan tidak adil.
- Apa yang dilakukan Makki dan WAMI untuk membantu para pencipta lagu? Selain memperkenalkan sistem ATLAS, Makki bersama musisi lainnya, seperti Bongki (BIP) dan Adi, sedang menginisiasi gerakan untuk mendorong para pencipta lagu agar lebih peduli dengan karya mereka. Mereka mengusulkan pencipta lagu untuk mereaktivasi lagu-lagu lama, merekam ulang, atau meremake karya-karya mereka agar tetap relevan dan dapat dimonetisasi.
- Bagaimana pencipta lagu bisa memanfaatkan karya mereka agar tetap menghasilkan royalti? Para pencipta lagu disarankan untuk merekam ulang, melakukan remake, atau memperbarui karya mereka agar bisa masuk ke dalam algoritma musik digital saat ini. Dengan langkah ini, lagu-lagu mereka dapat kembali mendapatkan perhatian dan menghasilkan royalti.
- Mengapa beberapa pencipta lagu apatis terhadap karya mereka? Menurut Makki, beberapa pencipta lagu merasa karya mereka sudah tidak didengarkan lagi sehingga mereka kehilangan semangat untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Namun, Makki dan rekan-rekannya berusaha untuk menyemangati mereka agar kembali memperhatikan dan memonetisasi lagu-lagu mereka.
- Apakah gerakan pelihara karya yang diusulkan oleh Makki sudah berjalan? Saat ini, gerakan tersebut masih dalam tahap inisiatif. Makki bersama rekan-rekannya sedang merencanakan langkah-langkah konkret untuk membantu para pencipta lagu agar lebih peduli terhadap hak-hak mereka dan memanfaatkan karya mereka secara optimal.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS