Pilihan Editor

Cybertruck Tesla: Antara Harapan Elon Musk dan Kenyataan di Lapangan

×

Cybertruck Tesla: Antara Harapan Elon Musk dan Kenyataan di Lapangan

Bagikan Berita Ini
Tesla Cybertruck racikan Mansory terlihat ekstrem. (Mansory)
Tesla Cybertruck racikan Mansory terlihat ekstrem. (Mansory)

INDOENSIAUPDATES.COM, OTOMOTIF – Kala pertama kali diumumkan, Cybertruck dari Tesla langsung mencuri perhatian dunia otomotif. Desain futuristik, performa gahar, serta embel-embel “kendaraan masa depan” membuat jutaan orang berlomba memesan. Tapi kini, lebih dari setahun setelah pengiriman perdana, realitas berkata lain.

Pada 2023, Elon Musk sempat mengklaim bahwa Cybertruck telah dipesan lebih dari satu juta unit. Cukup dengan deposit US$ 100—kemudian naik jadi US$ 250—konsumen sudah bisa mengantre untuk truk listrik bergaya “anti peluru” ini. Tapi apakah animo luar biasa ini benar-benar berujung pada penjualan?

Fakta Penjualan: Tak Sebesar Hype-nya

Mengutip data terbaru dari Tesla per Februari 2025, hanya sekitar 46.000 unit Cybertruck yang telah dikirim ke pelanggan. Ini berarti tingkat konversinya tidak sampai 5% dari total pemesanan awal. Angka yang cukup rendah, bahkan untuk standar industri otomotif global.

Bandingkan dengan standar industri, yang biasanya mengharapkan tingkat konversi pemesanan ke pembelian nyata di angka 10–15 persen. Ini menimbulkan pertanyaan penting: Apakah ini kegagalan strategi Tesla, atau sekadar overhype?

Hype vs Realita

Pada awal 2024, Cybertruck memang sempat menjadi primadona. Penampilannya yang nyentrik dan statusnya sebagai mobil listrik “langka” sempat membuatnya diperebutkan, terutama oleh kolektor dan pecinta teknologi.

Namun, seiring waktu, ekspektasi tinggi berubah jadi keraguan. Beberapa alasan mulai bermunculan:

  • Harga sebenarnya jauh lebih tinggi dari prediksi awal.

  • Produksi lambat akibat kompleksitas desain.

  • Beberapa ulasan menyebutkan bahwa performa di lapangan belum sesuai ekspektasi.

Tesla Alihkan Fokus ke Model Y

Tanda lain bahwa penjualan Cybertruck tak memenuhi target adalah langkah Tesla memindahkan sebagian pekerja dari lini produksi Cybertruck ke Model Y—mobil listrik Tesla yang jauh lebih laris.

Ini menunjukkan bahwa, meski Cybertruck sukses mencuri perhatian, ia belum mampu menjadi mesin uang seperti model lainnya.

Pelajaran Bagi Elon Musk dan Dunia Otomotif

Musk memang dikenal dengan gaya komunikasinya yang ambisius dan penuh kejutan. Tapi, kasus Cybertruck ini bisa jadi menjadi pengingat bahwa antusiasme awal tidak selalu berbanding lurus dengan pembelian nyata. Konsumen kini makin cerdas dan kritis.

Pertanyaannya sekarang, apakah Tesla mampu memperbaiki strategi dan mengubah hype Cybertruck jadi keberhasilan jangka panjang? Ataukah Cybertruck akan jadi salah satu contoh fenomena viral yang gagal mempertahankan euforia?


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL