INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, berjanji untuk memperkuat hubungan dengan Rusia saat melakukan pembicaraan dengan Kepala Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan pada Sabtu (14/9/2024).
Negara-negara Barat telah menuduh Korea Utara yang kekurangan dana menjual amunisi kepada Rusia, yang sedang dihantam oleh berbagai sanksi akibat perang berkepanjangan di Ukraina. Tuduhan ini semakin menambah ketegangan di tengah situasi geopolitik yang rumit.
Korea Utara diketahui telah memperkuat hubungan militernya dengan Rusia dalam beberapa waktu terakhir. Pada Juni 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan langka ke Pyongyang. Dalam pertemuan tersebut, ia menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan Kim Jong Un.
Media pemerintah Korea Utara menampilkan foto Kim Jong Un dan Shoigu yang terlihat berpelukan serta tersenyum setelah pertemuan mereka. Kim juga mengirimkan ucapan selamat kepada Presiden Putin, mendoakan kesehatan dan kesuksesan dalam pekerjaannya.
Pasangan pemimpin ini disebutkan sedang melakukan pembicaraan yang “konstruktif” dalam suasana yang “hangat, bersahabat, dan penuh kepercayaan.” Namun, lokasi pasti pertemuan tersebut tidak diungkapkan. Para ahli menduga bahwa pertemuan ini berlangsung di Istana Tamu Kumsusan di Pyongyang, yang telah menjadi tempat pertemuan penting dengan para pemimpin dunia, termasuk Presiden China Xi Jinping.
Kim Jong Un menyatakan bahwa pemerintah Korea Utara, secara resmi disebut Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), akan meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dengan Rusia sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani pada bulan Juni 2024.
Tuduhan Penjualan Senjata untuk Rusia
Sementara itu, pihak Dewan Keamanan Rusia mengatakan di situs resminya bahwa pertemuan antara Shoigu dan Kim ini akan memberikan kontribusi penting bagi implementasi pakta pertahanan antara kedua negara. Shoigu, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan Rusia, terakhir kali bertemu Kim pada Juli 2023 di Pyongyang untuk merayakan 70 tahun gencatan senjata Perang Korea.
Pertemuan ini terjadi hanya dua hari setelah Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek ke perairan timur Semenanjung Korea. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyebutkan bahwa uji coba tersebut kemungkinan merupakan demonstrasi senjata yang ditujukan untuk diekspor ke Rusia, menambah spekulasi tentang kerja sama militer kedua negara dalam konflik di Ukraina.
Kunjungan Shoigu kali ini semakin memperkuat dugaan bahwa Korea Utara dapat menjadi pemasok amunisi bagi Rusia, yang sedang menghadapi kekurangan suplai akibat sanksi internasional.
Dampak Hubungan Korea Utara-Rusia
Meskipun pertemuan ini menegaskan hubungan kuat antara kedua negara, hal ini juga meningkatkan kekhawatiran internasional, terutama di kalangan negara-negara Barat dan sekutu regional seperti Korea Selatan dan Jepang. Mereka khawatir bahwa hubungan yang semakin erat antara Pyongyang dan Moskow dapat berdampak pada keamanan kawasan dan memperpanjang konflik di Ukraina.
Pertemuan ini menjadi salah satu contoh penting dari meningkatnya diplomasi militer di kawasan Asia Timur dan peran yang semakin besar dimainkan oleh Korea Utara dalam konstelasi geopolitik global.
Para pengamat berharap bahwa pertemuan ini akan memberi gambaran lebih jelas mengenai peran Korea Utara dalam konflik internasional dan implikasi lebih luas bagi stabilitas kawasan.
Pertanyaan Umum (FAQ): Hubungan Korea Utara dan Rusia
- Apa yang dibahas dalam pertemuan antara Kim Jong Un dan Sergei Shoigu?
- Dalam pertemuan tersebut, Kim Jong Un dan Sergei Shoigu membahas upaya memperkuat hubungan militer dan pertahanan antara Korea Utara dan Rusia. Mereka juga mendiskusikan situasi geopolitik global dan keamanan regional.
- Mengapa Korea Utara diduga menjual amunisi ke Rusia?
- Negara-negara Barat menuduh Korea Utara menjual amunisi ke Rusia untuk membantu Rusia dalam perang di Ukraina, karena Rusia menghadapi kekurangan suplai akibat sanksi internasional.
- Bagaimana tanggapan Korea Utara terhadap tuduhan penjualan amunisi?
- Meskipun Korea Utara tidak secara terbuka menanggapi tuduhan tersebut, pertemuan antara Kim Jong Un dan pejabat tinggi Rusia menunjukkan adanya kemungkinan kerja sama militer yang lebih erat antara kedua negara.
- Apa dampak dari pertemuan ini terhadap situasi geopolitik?
- Pertemuan ini memperkuat hubungan militer Korea Utara dan Rusia, yang dapat meningkatkan ketegangan internasional, terutama di kawasan Asia Timur dan konflik di Ukraina.
- Bagaimana respons negara-negara Barat terhadap perkembangan ini?
- Negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutu regional Korea Utara, seperti Korea Selatan dan Jepang, mengkhawatirkan implikasi dari hubungan yang semakin erat ini terhadap stabilitas regional dan konflik di Ukraina.
- Apa itu perjanjian pertahanan yang ditandatangani antara Korea Utara dan Rusia pada Juni 2024?
- Perjanjian ini merupakan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan militer, sebagai bagian dari aliansi strategis mereka di tengah ketegangan geopolitik global.
- Apakah pertemuan ini akan mempengaruhi situasi di Semenanjung Korea?
- Hubungan yang lebih erat antara Korea Utara dan Rusia dapat mempengaruhi stabilitas di Semenanjung Korea, terutama dalam konteks program senjata nuklir Korea Utara dan hubungan militer yang berkembang dengan Rusia.
- Apakah Korea Utara berperan dalam konflik di Ukraina?
- Meskipun belum ada bukti konkret yang mengonfirmasi keterlibatan Korea Utara dalam perang Ukraina, spekulasi bahwa negara tersebut mungkin mengekspor senjata ke Rusia telah menambah kekhawatiran internasional.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS