INDONESIAUPDATES.COM, PENDIDIKAN – Autisme, atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA), adalah kondisi neurodevelopmental yang berlangsung seumur hidup dan memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, bersosialisasi, serta berperilaku. Gejala autisme sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga berat, dan biasanya mulai terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan penting.
Stigma Mistis dan Keterlambatan Penanganan
Sayangnya, di tengah masyarakat masih banyak yang mengaitkan autisme dengan hal-hal mistis seperti guna-guna. Tak sedikit orang tua yang lebih dulu membawa anak ke dukun atau pengobatan alternatif, ketimbang ke dokter. Padahal, pendekatan medis dan terapi yang tepat sangat krusial, terutama jika dilakukan sejak dini.
dr. Hanna Dyahferi Anomasari, dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang dari Surabaya, menyoroti bahwa banyak anak baru dibawa ke dokter saat usia 8–9 tahun. “Padahal semakin dini deteksi dan intervensi dilakukan, hasilnya akan jauh lebih baik,” ujarnya dalam media briefing bersama IDAI pada 15 April 2025.
Red Flag Autisme: Kenali Tanda-Tandanya Sejak Dini
Berikut beberapa tanda awal autisme yang perlu diperhatikan:
Tanda Berdasarkan Usia
-
12 bulan: Tidak merespons saat namanya dipanggil
-
14 bulan: Tidak menunjukkan objek yang menarik perhatiannya
-
18 bulan: Tidak melakukan pretend play (bermain pura-pura)
Tanda Umum
-
Menghindari kontak mata dan lebih suka menyendiri
-
Kesulitan memahami atau mengungkapkan perasaan
-
Terlambat berbicara atau memiliki kemampuan bahasa terbatas
-
Mengulang kata/kalimat secara terus menerus (echolalia)
-
Memberikan jawaban yang tidak sesuai konteks
-
Perubahan emosi yang cepat dan sulit diprediksi
-
Ketertarikan obsesif terhadap hal tertentu
-
Melakukan gerakan berulang (stimming), seperti flapping hands atau rocking
-
Sensitif terhadap suara, tekstur, aroma, atau cahaya tertentu
Pentingnya Terapi Sejak Dini
Meski autisme bukan penyakit yang dapat disembuhkan, gejalanya bisa dikelola dengan terapi yang tepat. Tujuan terapi adalah membantu anak mencapai potensi maksimalnya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Jenis Terapi untuk Anak dengan Autisme
-
Terapi Perilaku: Mengembangkan keterampilan sosial dan perilaku adaptif
-
Terapi Wicara dan Bahasa: Meningkatkan komunikasi verbal dan nonverbal
-
Terapi Okupasi: Melatih keterampilan motorik dan aktivitas sehari-hari
-
Terapi Sensori Integrasi: Membantu anak menyesuaikan diri dengan rangsangan sensorik
-
Terapi Bermain: Menstimulasi perkembangan sosial dan emosional melalui aktivitas menyenangkan
Setiap anak dengan autisme memiliki karakteristik unik. Oleh karena itu, pendekatan terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Kolaborasi antara orang tua, dokter, dan terapis menjadi kunci keberhasilan terapi.
Autisme Bukan Down Syndrome
Perlu dipahami bahwa autisme berbeda dari Down Syndrome. Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis, sementara Down Syndrome disebabkan oleh kelainan kromosom. Keduanya membutuhkan pendekatan penanganan yang berbeda, meski sama-sama memerlukan deteksi dan terapi sedini mungkin.
Pertanyaan Umum (FAQ): Tentang Autisme
1. Apa itu autisme?
Autisme atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA) adalah gangguan perkembangan neurologis yang memengaruhi kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, dan berperilaku. Gejalanya bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, dan dapat muncul pada usia dini, biasanya sebelum usia 3 tahun.
2. Apa penyebab autisme?
Penyebab pasti autisme belum sepenuhnya dipahami. Namun, faktor genetik dan lingkungan diduga berperan penting dalam perkembangan gangguan ini. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi faktor genetik dan interaksi dengan lingkungan dapat mempengaruhi risiko terjadinya autisme.
3. Bagaimana cara mendeteksi autisme pada anak?
Beberapa tanda awal autisme dapat dikenali sejak usia 12 bulan, seperti tidak merespons saat namanya dipanggil atau kurangnya kontak mata. Skrining autisme bisa dilakukan mulai usia 16 bulan, dan semakin dini deteksi dilakukan, semakin baik hasil terapi yang dapat diberikan.
4. Apa itu red flag autisme?
Red flag adalah tanda-tanda awal yang dapat mengindikasikan kemungkinan autisme. Beberapa di antaranya adalah keterlambatan berbicara, kesulitan dalam berinteraksi sosial, dan perilaku repetitif atau obsesif terhadap objek tertentu.
5. Apakah autisme bisa disembuhkan?
Tidak, autisme bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan. Namun, dengan deteksi dini dan terapi yang tepat, gejala autisme dapat dikelola dengan baik, membantu anak mencapai potensi maksimalnya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
6. Terapi apa saja yang dapat membantu anak dengan autisme?
Beberapa jenis terapi yang dapat membantu anak dengan autisme antara lain:
-
Terapi Perilaku: Untuk mengembangkan keterampilan sosial dan perilaku adaptif.
-
Terapi Wicara dan Bahasa: Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
-
Terapi Okupasi: Untuk melatih keterampilan motorik dan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
-
Terapi Sensori Integrasi: Untuk membantu anak mengatasi rangsangan sensorik.
-
Terapi Bermain: Untuk membantu perkembangan sosial dan emosional anak.
7. Bagaimana cara orangtua mendukung anak dengan autisme?
Orangtua dapat mendukung anak dengan autisme dengan cara mencari penanganan medis yang tepat, bekerja sama dengan profesional kesehatan dan terapis, serta memberikan dukungan emosional yang konsisten. Keaktifan orangtua dalam mengikuti perkembangan anak sangat penting untuk keberhasilan terapi.
8. Apa perbedaan antara autisme dan Down Syndrome?
Autisme dan Down Syndrome adalah dua kondisi yang berbeda. Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang memengaruhi komunikasi dan perilaku, sementara Down Syndrome disebabkan oleh kelainan kromosom. Meskipun keduanya dapat memengaruhi perkembangan anak, pendekatan pengobatan dan terapi untuk keduanya berbeda.
9. Apakah anak dengan autisme bisa menjalani kehidupan normal?
Anak dengan autisme dapat mencapai potensi maksimal mereka dengan dukungan yang tepat. Walaupun tidak ada “penyembuhan”, dengan deteksi dini, terapi yang efektif, dan dukungan yang terus-menerus, banyak anak dengan autisme dapat berkembang dan berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
10. Apakah autisme hanya mempengaruhi anak laki-laki?
Meskipun autisme lebih sering didiagnosis pada anak laki-laki, perempuan juga dapat terkena autisme. Namun, gejala pada perempuan seringkali lebih sulit dikenali karena mereka mungkin menunjukkan pola perilaku yang berbeda dari anak laki-laki dengan autisme.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM
GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL